JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan perekonomian Indonesia mendapat tekanan khususnya di pasar keuangan. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang kian memanas menjadi penyebabnya.
"Sampai hari ini di kondisi global, seperti perlambatan di Amerika Serikat, perekonomian kita memang dapat tekanan. Perang dagang AS-China juga langsung mengena utamanya pada negara berkembang," ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (17/6/2019).
Baca Juga: BI Revisi Target Defisit Transaksi Berjalan Jadi 2,5%-3%
Menurutnya, kondisi ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal I-2019 perekonomian tumbuh sebesar 5,07% atau masih di bawah perkiraan.
"Itu semua dampak pada asumsi pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. Kita juga tidak menyangka investasi cukup rendah, namun konsumsi baik," ujarnya.
Baca Juga: BI Bicara soal Perang Dagang: Modal Asing Mulai Pulang Kampung
Dari pertumbuhan kredit perbankan, Dody mengatakan,perkembangan saat ini masih berada di 11%. Pada bulan lalu memang terjadi tekanan, namun pertumbuhannya masih di 10%-12%.
"Kita jamin asumsi di 10%-12%. Karena pembiayaan ini supaya bisa membiayai ekonomi kita yang diharapkan bisa di kisaran 5,1%," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)