JAKARTA - Bank Indonesia (BI) merevisi target defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dengan kisaran antara 2,5%-3%. Hal itu menjadi salah satu keputusan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) dengan melihat kondisi perekonomian saat ini.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ketidakpastian ekonomi global terlihat dari pertumbuhan ekonomi China yang terbatas di 6,4%, meski beberapa stimulus baik dari pemerintah maupun Bank Central China sudah dikeluarkan.
"Pemerintah China memberi stimulus pajak berupa pemotongan pajak di sejumlah sektor khususnya permintaan domestik. Demikian juga Bank Sentral dengan stimulus dari sisi moneter untuk menjaga perlambatan di ekonomi China tidak lebih dalam," ujarnya, di Kantor BI, Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Baca Juga: BI Bicara soal Perang Dagang: Modal Asing Mulai Pulang Kampung
Ketidakpastian ekonomi global juga dipengaruhi hubungan dagang AS-China yang semakin memanas. Dampak negatifnya sebenarnya lebih banyak ke AS, meski semua negara juga terimbas.