Massa jenis energi atau jumlah energi yang tersimpan di dalam sistem juga menjadi kunci metrik. Saat ini baterai yang tersedia tidak ada yang memadai. “Untuk mengatasi hal itu, kami menggunakan mesin jet yang dapat memberikan energi 43 kali lebih banyak daripada baterai,” kata Gerber.
Namun, dia menolak memaparkannya lebih detail. Dia memastikan taksi terbang itu akan mampu mengangkat lima penumpang dan seorang pilot, juga sebuah bagasi. Lilium menyatakan, meski full otomatis, taksi terbang garapan mereka tetap akan diawasi pilot sehingga proses perizinan dari Lembaga Keamanan Penerbangan Eropa (EASA) dan Lembaga Penerbangan Federal AS (FAA) juga di harapkan dapat lebih mudah.
Tiket taksi terbang itu direncanakan dijual secara daring. Lilium memperkirakan harga dari Manhattan ke Bandara Internasional JFK sekitar USD70 dengan waktu perjalanan 10 menit. Saat ini Blade yang mengklaim diri sebagai Uber helikopter menawarkan perjalanan serupa dengan banderol USD195.
Lilium merupakan satu dari 100 lebih pengembang taksi terbang. Boeing juga berhasil melewati fase pertama uji coba penerbangan taksi terbang di bandara kecil di luar Washington DC, AS. Suksesnya percobaan tersebut menjadi sinyal positif bagi Boeing.
Baca Juga: Usai Hengkang dari Asia Tenggara, Uber Beli Perusahaan Penyewaan Sepeda
Mereka berharap ke depan angkutan melayang itu bisa menjadi solusi transportasi di kota yang kerap dilanda kemacetan parah. Kendati dibilang sukses, percobaan mobil terbang tersebut belum melibatkan penumpang atau pilot.
Taksi terbang itu baru mengudara kurang dari satu menit dan tidak bergerak ke mana pun sebelum kembali mendarat. Boeing juga menolak mengungkapkan seberapa tinggi taksi terbang itu berada di atas tanah.
Prototipe taksi terbang yang di rancang Boeing memiliki panjang 9 meter dan lebar 8,5 meter. Taksi itu dapat menempuh perjalanan hingga 80 km sebelum kembali ke darat. Seperti diketahui, Boeing merupakan produsen pesawat berbasis di Amerika Serikat yang memproduksi pesawat komersial dan militer.
Boeing beserta para pesaingnya, seperti Airbus, meyakini pesawat kecil yang dapat dikendarai sendiri, yang juga dikenal dengan eVTOL (electric Vertical Takeoff and Landing ) akan merevolusi transportasi, terutama di kawasan perkotaan.
Mereka yakin jenis kendaraan itu akan menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan. “Boeing menunjukkan gaya produksi mereka dan memublikasikannya,” kata Investor Cyrus Sigari, dikutip cnn.com.
“Kegigihan ini menunjukkan Boeing sangat serius mengembangkan moda transportasi yang dapat memobilisasi pergerakan di wilayah urban. Saya sangat senang dapat melihat semangat kuat Boeing,” katanya.
Eric Bartsch, chief operating officer di VerdeGo Aeuro, pengembang sistem daya eVTOL, juga memuji kemajuan kendaraan otonom, propulsi listrik, dan drone sebagai teknologi baru. “Kita telah memasuki masa keemasan inovasi di mana orang-orang mencoba hal baru. Generasi ini sungguh berbeda,” imbuh Bartsch.
(Muh Shamil)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)