JAKARTA – Seiring dengan rencana pembangunan smelter, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) membidik laba bersih Rp46,45 miliar tahun ini dibandingkan tahun lalu masih membukukan rugi Rp53,28 miliar. Selain membidik untung, kata Direktur Central Omega Resources Feni Silviani Budiman, perseroan juga membidik penjualan bijih nikel ke smelter 200.000 ton pada 2019. Selanjutnya, penjualan ekspor diincar 818.000 ton.
Dengan demikian, perseroan membidik penjualan bijih nikel 1,01 juta ton pada 2019. Selanjutnya, perseroan membidik penjualan feronikel sebanyak 39.200 ton. Dari situ, lanjut Feni, perseroan membidik penjualan Rp1,03 triliun. Beban pokok penjualan diproyeksikan sekitar Rp857,48 miliar. DKFT memproyeksikan mampu membukukan laba bersih Rp46,45 miliar pada 2019. Posisi itu berbalik dari kerugian Rp53,28 miliar akhir tahun lalu.
Baca Juga: Bangun Smelter Nikel, Central Omega Anggarkan Capex Rp1,7 Triliun
Terkait dengan tren harga, pihaknya berharap rerata harga nikel di London Metal Exchange (LME) mencapai USD12.500 per ton. “Kami harapkan di USD12.500 per ton ya inilah rata-rata sampai akhir 2019. Saya pikir kami cukup konservatif,” ujarnya dilansir dari Harian Neraca, Jumat (21/6/2019).
DKFT melaporkan volume produksi bijih nikel mencapai 264.016 ton sampai dengan kuartal I/2019. Jumlah penjualan tercatat sebanyak 302.015 ton per akhir Maret 2019. Adapun, produksi feronikel tercatat sebanyak 11.036 ton pada kuartal I/2019. Asal tahu saja, tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp7,1 triliun untuk membangun smelter.