Perubahan Iklim Picu Kerugian Ekonomi Global hingga USD2,4 Triliun di 2030

Agregasi VOA, Jurnalis
Selasa 02 Juli 2019 20:04 WIB
Kekeringan (Reuters)
Share :

JENEWA - Sebuah laporan baru memperingatkan bahwa meningkatnya stress akibat pemanasan global bisa menyebabkan orang kehilangan pekerjaan dan mengalami kerugian ekonomi tahun 2030, terutama bagi negara-negara miskin.

Dilaporkan dari Jenewa pada peluncuran laporan Organisasi Buruh Sedunia (ILO) itu yang berjudul "Bekerja di planet yang memanas: Dampak stres akibat suhu panas terhadap produktifitas kerja dan pekerjaan yang layak."

Baca juga: Pengusaha Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Laporan ILO mengenai naiknya suhu dan meningkatnya stres di tempat kerja akan menyebabkan hilangnya pekerjaan penuh waktu bernilai USD80 juta dan kerugian ekonomi global sebesar USD2,4 triliun pada 2030.

Para penulis studi itu menyebut perkiraan mereka itu dibuat berdasarkan kenaikan suhu global sebesar 1,5 derajat Celcius pada akhir abad. Para ilmuwan iklim memprediksi suhu bisa naik sampai 3 derajat Celcius.

Baca juga: World Bank Turunkan Target Pertumbuhan Ekonomi Global, Begini Respons Sri Mulyani

Laporan itu mengatakan orang-orang yang bekerja di luar ruangan terutama di sektor pertanian dan konstruksi akan paling terkena dampaknya. Dikatakan, sektor pertanian akan kehilangan 60 persen jam kerja global, disusul sektor konstruksi yang akan kehilangan sekitar 19 persen.

Kepala departemen riset ILO dan penulis utama laporan itu, Catherine Saget, mengatakan Asia selatan dan Afrika barat adalah wilayah yang paling terkena dampak paling serius. Dia mengatakan tujuh wilayah yang paling terkena dampaknya adalah negara-negara yang paling tidak maju di Afrika.

Baca juga: 25 Negara dengan Kekuatan Militer dan Keuangan Paling Kuat di Dunia

"Stres akibat suhu panas terpusat di negara-negara, di kawasan yang sekarang ini kekurangan pekerjaan yang layak -- banyak pekerjaan yang tidak formal, kemiskinan berkepanjangan dan jaminan sosial yang terbatas. Di Afrika, misalnya, 75 persen populasi tidak punya jaminan kesehatan."

Saget mengatakan 2,3% jam kerja akan berkurang di Afrika tahun 2030 karena stres akibat suhu panas, lebih tinggi dibandingkan tingkat rata-rata global yaitu 2,2%.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya