Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Minggu (30/6) bahwa dia telah setuju dengan Arab Saudi untuk memperpanjang pengurangan produksi 1,2 juta barel per hari (bph) selama enam hingga sembilan bulan.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan kesepakatan itu kemungkinan besar akan diperpanjang sembilan bulan dan tidak ada pengurangan yang lebih dalam diperlukan.
“Jika Rusia, Arab Saudi dan anggota OPEC utama lainnya mempertahankan produksi pada tingkat yang mereka hasilkan dalam H1-19 mereka akan memastikan bahwa pasar minyak global tidak dialiri berlebihan. Mereka hanya perlu membayar pengekangan kecil sambil menuai harga minyak yang bagus 60-70 dolar AS per barel," kata Bjarne Schieldrop dari SEB.
“OPEC secara keseluruhan kehilangan pangsa pasar. Tetapi beban ini tidak merata karena Venezuela dan Iran yang menanggung hampir semua rasa sakit. "
Harga minyak telah berada di bawah tekanan baru dalam beberapa bulan terakhir dari meningkatnya pasokan AS dan ekonomi global yang melambat.
Produksi minyak mentah AS pada April naik ke rekor bulanan baru 12,16 juta barel per hari, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), meskipun pertumbuhan produksi minyak serpih kemungkinan memuncak tahun lalu.
Sementara itu, pasar keuangan didukung oleh pencairan hubungan AS-China setelah para pemimpin dua ekonomi terbesar dunia itu sepakat pada Sabtu (29/6) untuk memulai kembali perundingan perdagangan.
Namun, analis Citi ragu bahwa kedua belah pihak akan segera mencapai kesepakatan.
(Dani Jumadil Akhir)