Amankan APBN, Perang Dagang AS-China Dipantau

Koran SINDO, Jurnalis
Jum'at 05 Juli 2019 11:12 WIB
Foto: Okezone
Share :

Economist DBS Group Radhika Rao mengatakan, pereko nomian global dihadapkan pada perang dagang di berbagai lini seperti perebutan pengaruh antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin luas, konflik AS-Iran memanas, dan perlambatan berkepanjangan dalam permintaan untuk barang-barang elektronik.

Namun, sejauh ini tidak banyak dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi bahkan aset pasar meningkat sebagai antisipasi dukungan kebijakan. “Pelaku pasar sangat bersemangat mencari ruang untuk bernapas, akan tetapi pergerakan emas dan minyak barubaru ini menunjukkan bahwa perilaku yang menghindari risiko mungkin segera berakhir dan siap untuk berbalik arah,” kata Radhika Rao dalam siaran pers di Jakarta kemarin.

Menurut dia, Bank Sentral AS terlihat cenderung semakin lunak, tapi diprediksi data eko - nomi nyaris tidak menuntut sikap defensif. Apalagi, ramalan produk domestik bruto (PDB) Bank Sentral Atlanta untuk kuartal II/2019 hampir tidak menunjukkan kecenderungan memprihatinkan. “Data Juni sejauh ini menunjukkan ekonomi masih sehat,” imbuh dia.

Sementara itu, diperkirakan bank-bank sentral akan lebih berani melunakkan kebijakan mereka lebih lanjut, terutama jika Bank Sentral AS memotong suku bunganya sebanyak dua kali. “Saat pertemuan G-20 di Jepang dimulai, hanya ada kemungkinan kecil kekhawatiran investor global akan menyusut dalam waktu dekat,” katanya.

 

DPR Setujui Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN 2018

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui laporan pertanggungjawaban peme rintah atas pelaksanaan APBN 2018. Pelaksanaan anggaran dinilai sesuai dengan ketentuan dan dijalankan secara kredibel. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tahun 2018 bukan tahun yang mudah dalam menjalankan perekonomian Indonesia.

Perekonomian Indonesia pada 2018 tumbuh 5,17% lebih tinggi dibandingkan capaian pada 2017 sebesar 5,07%. Pertumbuhan ekonomi pada 2018 merupakan pertumbuhan terting gi selama 4 tahun terakhir. Tantangan dari gejolak nilai tukar dan kenaikan suku bunga yang kemudian diikuti outflow menyebabkan perubahan yang besar dari APBN, baik dari sisi penerimaan maupun belanja.

“Adanya perubahan nilai tukar dan harga minyak yang lebih tinggi dari asumsi dan effort dari Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai serta PNBP menyebabkan kita bisa mengumpulkan pendapatan negara lebih dari 100%, yaitu 102,3%. Di sisi lain, belanja negara juga hampir terealisasi mendekati 100%. Ini menyebabkan defisit APBN 2018 lebih rendah dari yang ditargetkan,” ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya