Amankan APBN, Perang Dagang AS-China Dipantau

Koran SINDO, Jurnalis
Jum'at 05 Juli 2019 11:12 WIB
Foto: Okezone
Share :

Sri Mulyani menuturkan, dengan defisit lebih rendah, pemerintah tetap mampu menjaga confidence terhadap instrumen fiskal dan sisi kemampuan untuk membiayainya. “Oleh karena itu, pada saat yang sama kita mendapatkan rating meningkat dan timbul perbaikan dari sisi kemampuan pembiayaan,” tuturnya.

Sri Mulyani mengatakan, dilihat dari sisa lebih pembiayaan anggaran tahun (silpa) me nunjukkan peningkatan tahun 2018 yang mencapai lebih dari Rp175 triliun. Hal ini dinilai baik, namun dari sisi cost of money belum optimal. “Seharusnya kita bisa lebih tepat dan akurat. Namun, kondisi ekonomi bergejolak menciptakan suasana di mana kita perlu berjaga-jaga,” katanya. Dari sisi neraca, kata Sri Mulyani, tidak semua belanja pemerintah bisa menjadi ekuitas. Hal ini karena banyak belanja modal yang dilakukan di daerah tidak terekam di LKPP.

“Banyak belanja pemerintah pusat dihibahkan di daerah, kemudian catatan di pemerintah pusat men jadi kurang. Karena itu, kalau baca neraca di pusat saja mungkin bisa menimbulkan kesalahpahaman, sebab seluruh belanja dilakukan di pusat dan tidak terekam dalam tambahan aset pemerintah pusat,” ungkapnya.

Pemerintah akan terus menjaga agar neraca dan laporan keuangan pemerintah tidak hanya WTP namun juga sehat. “Sehat itu artinya dari sisi belanja operasional bisa dibia yai oleh pendapatan operasional sehingga tidak mengalami defisit. Ini juga untuk menjaga daya tahan dan keuangan negara,” katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya