Keberhasilan penerbitan global bond dengan tingkat suku bunga sangat kompetitif tersebut, ujarnya, juga menjadi pertanda semakin baiknya kepercayaan investor global terhadap PLN dan Pemerintah Indonesia. Dengan begitu, PLN dapat memperoleh tambahan dana dalam menjalankan penugasan pemerintah untuk membangun tambahan kapasitas pembangkit, transmisi, dan distribusi terkait dengan program 35.000 MW.
“Itu sesuai dengan tujuan utama PLN, yakni menyediakan kebutuhan listrik untuk masyarakat Indonesia dengan harga terjangkau dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi serta pemerataan kesejahteraan masyarakat di selu ruh pelosok nusantara,” tutur Sarwono.
Gunakan Teknologi SUCP
Sementara itu, PT PLN (Persero) menerapkan teknologi berbasis super ultra critical represitator (SUCP) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dikembangkannya. Teknologi tersebut meminimalisasi dampak pencemaran lingkungan karena PLTU masih menggunakan batu bara.
“Sehingga debu yang keluar ditangkap dan dapat dien dap kan sehingga dapat dicegah penyebarannya,” ujar Executive Vice President (EVP) Corporate Communication PLN I Made Suprateka dalam keterangan tertulisnya.
Dengan teknologi tersebut, tidak ada lagi sebaran debu karena volumenya sangat minim (hanya 2%) dari pembakaran batu bara dari operasional PLTU.
“Teknologi itu tidak hanya ada di pembangkit kami, tapi juga pembangkit yang dikembangkan oleh IPP,” ungkapnya.
(Feby Novalius)