Minggu depan, perunding top AS dan China bertemu untuk pertama kalinya sejak perundingan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu macet pada Mei setelah mendekati kesepakatan. Setiap hasil positif dari pembicaraan tersebut diharapkan akan mendorong harga minyak.
Jajak pendapat Reuters yang diambil 1-24 Juli menunjukkan prospek pertumbuhan hampir 90 persen dari lebih dari 45 negara yang disurvei diturunkan peringkatnya atau dibiarkan tidak berubah. Itu diterapkan tidak hanya untuk tahun ini tetapi juga tahun 2020.
Sebuah reli dalam ekuitas dan penurunan produksi dari perusahaan minyak negara Meksiko Pemex juga membantu mendorong harga minyak naik, kata Josh Graves, ahli strategi komoditas senior di RJO Futures di Chicago.
"Pemex, perusahaan minyak terbesar di Meksiko, memangkas beberapa pasokan bisa membuat pasar sedikit tersentak di sini," kata Graves.
Perusahaan-perusahaan energi minggu ini juga mengurangi jumlah rig minyak yang beroperasi di Amerika Serikat, sebuah indikasi pasokan di masa depan, untuk minggu keempat berturut-turut, membuat jumlah rig turun selama delapan bulan berturut-turut, perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan dalam sebuah laporan.
Ketegangan tetap tinggi di sekitar Selat Hormuz, lorong minyak paling penting di dunia antara Teluk dan Teluk Oman, karena Iran menolak untuk melepaskan sebuah kapal berbendera Inggris yang disita pekan lalu tetapi memberikan akses konsuler India ke 18 awak India.
Denmark menyambut proposal pemerintah Inggris untuk misi angkatan laut yang dipimpin Eropa untuk memastikan pengiriman yang aman melalui selat.
Amerika Serikat secara terpisah bekerja pada inisiatif keamanan maritim multinasional di Teluk. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.
(Fakhri Rezy)