JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,06% pada semester I-2019. Realisasi ini mengalami perlambatan dari pertumbuhan ekonomi pada semester I-2018 yang sebesar 5,17%.
"Secara kumulatif sepanjang tahun semester I-2019 pertumbuhan ekonomi 5,06%," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Baca juga: Tumbuh Negatif, Kontribusi Ekonomi Papua Barat dan Maluku Paling Kecil di Kuartal II
Adapun secara rinci, pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2019 sebesar 5,07% dan pada kuartal II-2019 tercatat tumbuh melambat jadi 5,05%. Menurutnya, ekonomi global memberikan pengaruh yang besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kondisi perekonomian global yang mengalami pelemahan turut berdampak pada ekonomi domestik. Hal itu tercermin dari data industri serta perdagangan di pasar global yang cenderung melemah.
Baca juga: Ekspor dan Investasi Loyo Jadi Penyebab Ekonomi RI Lesu di Kuartal II-2019
Harga sejumlah komoditas ekspor utama Indonesia pun mengalami penurunan pada kuartal II-2019 jika dibandingkan kuartal II-2018. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) mengalami penurunan 6,12%.
Kemudian batu bara mengalami penurunan harga 22,9% ,serta minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) turun 16,7%.
Selain itu, empat mitra dagang utama utama Indonesia yakni China, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat juga mengalami perekonomian yang melambat di kuartal II-2019. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.