JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05% pada kuartal-II 2019. Angka tersebut melambat dari kuartal I-2019 yang sebesar 5,07% dan juga dari kuartal II-2018 yang sebesar 5,27%.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, ke depan perekonomian Indonesia tidak akan mudah, sebab di dorong adanya perlambatan ekonomi global. Terlebih, tidak hanya Indonesia saja yang tercatat mengalami perlambatan kinerja perekonomian, beberapa negara lain juga mengalami hal yang sama.
Baca juga: Semester I, Ekonomi RI Tumbuh Melambat di 5,06%
"Tantangan ke depan enggak gampang. Kalau dilihat pertumbuhan ekonomi negara-negara lain yang sudah juga rilis menunjukkan perlambatan. Pekan depan akan banyak sekali negara yang rilis kinerja perekonomian dan prediksinya juga mengalami perlambatan," ujar dia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Perlambatan ekonomi global terlihat dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksinya dari 3,3% menjadi 3,2% dalam laporannya di Juli 2019, begitu pula dengan Bank Dunia dari 2,9% menjadi 2,6% dalam laporannya di Juni 2019.
Baca juga: Ekonomi RI Kuartal II-2019 Melambat di 5,05%, Ini Respons Menko Darmin
Kondisi ini juga setidaknya sudah terlihat dari kinerja perekonomian empat mitra dagang Indonesia yakni yakni China, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Singapura.
Dia menjelaskan, China yang merupakan negara tujuan ekspor utama mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2% di kuartal II-2019, melambat dari kuartal II-2018 yang sebesar 6,7%. Kemudian Amerika Serikat yang ekonominya melambat jadi 2,3% di kuartal II-2019 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,2%.