Ibrahim menyatakan, kondisi pelemahan ekonomi global juga membuat langkah berbagai bank sentral di dunia memangkas suku bunga acuan. Seperti yang dilakukan bank sentral Selandia Baru, Filipina, Thailand dan kemungkinan besar diikuti Australia.
Penurunan suku bunga acuan membuat imbal hasil obligasi kurang menarik. Kekhawatiran pada perekonomian AS dan rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) yang membuat pertumbuhan ekonomi negara itu melambat, juga membuat pasar menyimpan dananya di safe haven.
Menjadikan emas bukan hanya sekadar investasi, namun sebagai instrumen pelindung nilai (hedging). Guna mengurangi kerugian masif akibat berbagai sentimen negatif dari global.
"Hal itu mengakibatkan orang cenderung beralih ke emas," katanya.
Untuk diketahui, emas pernah berada pada rekor tertinggi selama enam tahun terakhir yakni di level USD1.500 per toy ounce, pada perdagangan Rabu (7/8/2019). Meski hari ini, Senin (12/8/2019), mengalami koreksi tipis menjadi ke level Rp1.497 per toy ounce.
Di sisi lain, harga Emas Antam pada hari ini mengalami kenaikan menjadi Rp749.000 per gram, dari harga sebelumnya Rp747.000 per gram. Bahkan harga menembus Rp753.000 per gram.
(Dani Jumadil Akhir)