Ajakan Boikot Tak Pakai Kresek dan Botol Plastik, Menteri Susi: Pabrik Akan Berhenti

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Senin 19 Agustus 2019 21:03 WIB
Menteri KKP Susi Pudjiastuti (Foto: Ilustrasi Antara)
Share :

Menteri Susi mengimbau agar perusahaan-perusahaan tidak membuang sisa-sisa limbah ke laut dan pantai secara sengaja. Susi akan menginvestigasi hal ini dan mengirimkan alat berat (eskavator) untuk membersihkannya.

“Mungkin dia pikir ‘ah kain kan nanti lama-lama juga sobek sendiri’. Tapi kan sudah cukup bikin kotor. Lilitnya pakai plastik, ya plastiknya tidak bisa hilang. Nah, sebagian terkirim lagi di pinggir seperti kalian lihat di sini,” ucapnya.

 

Susi juga mengimbau perusahaan-perusahaan yang masih memakai plastik sekali pakai untuk segera mengalihkan produksinya ke bahan lain yang lebih tahan lama seperti tumblr dan tas ganepo. “Jadi, perilaku bisnis pun dalam mencari keuntungan bisa di-shifting, bisa diubah, bisa diganti,” pesannya.

Sejalan dengan hal itu, Menteri Susi mengajak masyarakat untuk menghentikan pemakaian plastik sekali pakai seperti kresek. Dengan begitu, permintaan plastik sekali pakai pun akan berkurang sehingga para produsen diharapkan mulai mengurangi produksi kresek untuk bergeser ke bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.

“Kalau kita boikot tidak mau pake kresek kan pabrik kresek juga berhenti. Betul tidak? Jadi, tinggal maunya siapa yang mulai duluan. Pabrik yang produksi kresek atau kita,” tuturnya.

 

Pemakaian plastik sekali pakai, menurutnya, dapat mengancam keberlangsungan ikan di laut. Hal ini dikarenakan plastik membutuhkan puluhan tahun untuk hancur sehingga sampah plastik yang bermuara di laut dapat termakan oleh ikan. Padahal, ikan merupakan sumber protein yang penting untuk kesehatan dan kecerdasan SDM.

“Kita bersihkan laut supaya lautnya sehat, ikannya banyak untuk dimakan banyak oleh orang Indonesia yang banyak. Kalau ikannya sedikit, ya tidak cukup,” katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya