Direktur Utama AP I mengatakan bahwa mereka selalu memastikan bahwa konstruksi yang dikerjakan sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam kontrak. "Jadi ini bukan hanya soal cepat. Kualitas konstruksi juga diawasi dengan ketat," sambungnya.
Sedianya, tidak hanya Bandara Internasional Yogyakarta yang terbantu oleh hadirnya TP4. Proyek-proyek lain yang dikelola AP I seperti pengembangan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar juga berjalan dengan lebih baik karena pengawasan yang dilakukan TP4.
"Pembangunan terminal di Bandara Ahmad Yani Semarang juga bisa selesai dalam 11 bulan, padahal target kami 18 bulan," ucap Faik dan menambahkan, keterlibatan TP4 dalam pembangunan infrastruktur juga telah mengubah iklim investasi di Indonesia. Demikian dikutip Antaranews, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Dulu, ujar dia, badan usaha milik negara tersebut merasa khawatir untuk melaksanakan investasi di sektor pengembangan infrastruktur. "Kami takut ada kesalahan yang akhirnya berujung pada masalah hukum. Akhirnya banyak dari kami yang menahan diri," ucapnya.
Namun, dengan pengawalan tim dari Kejaksaan Agung tersebut, pelaku usaha tidak lagi khawatir karena seluruh proses diawasi dan dengan seksama dan dikawal dengan baik sehingga pengambilan keputusan oleh manajemen dapat segera dilaksanakan tanpa adanya keragu-raguan.