JAKARTA - Kementerian Keuangan menyebutkan bahwa investor dari generasi milenial dengan usia 19 sampai 39 tahun mendominasi porsi penjualan Surat Berharga Negara (SBN) hingga Juli 2019, sebanyak 51,24%.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan bahwa angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan 2018 yang hanya 42,22% baik investasi di Savings Bond Ritel (SBR) maupun Sukuk.
“Dalam penerbitan SBN selama ini, investor milenial mendominasi sekitar 52 persen per penerbitan,” katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Baca Juga: Bidik Milenial, Ada Surat Utang Syariah dengan Kupon 7,4%
Menurutnya, peningkatan partisipasi generasi milenial dalam investasi tersebut karena ada penggunaan teknologi digital pada penawaran SBN yaitu secara online (e-SBN) sehingga semakin memudahkan dalam melakukan transaksi.
“Sebelum online, peran generasi milenial dalam SBR hanya 20% sampai 23% tapi setelah ada online milenial mendominasi,” ujarnya.
Luky melanjutkan saat ini pemerintah memperluas basis pembayaran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008 dengan melibatkan tiga kanal baru yaitu Bukalapak, Tokopedia, dan Finnet sebagai sektor e-commerce sehingga total bank, pos, dan lembaga persepsi yang dapat melayani pembayaran pembelian SBR menjadi 86 perusahaan.
“Kami ingin lebih banyak mengundang para fintech tersebut karena kami ingin salah satu target kami yaitu investor baru yang merupakan para generasi milenial,” katanya.
Baca Juga: Pemerintah Kantongi Rp23,4 Triliun dari Lelang Surat Utang
Dia menuturkan dengan melibatkan sektor e-commerce tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan investor dari kalangan milenial sebab mereka tidak harus datang ke bank.
“Kalau dulu masih offline, investor datang ke bank jadi seolah ini instrumen untuk orang kaya. Sekarang kapan pun dan di mana pun dengan handphone bisa berinvestasi,” ujarnya.