“Dalam jangka menengah hingga jangka panjang, kasus penggunaan IoT tingkat lanjut yang membutuhkan latensi rendah dan keandalan yang tinggi akan semakin menonjol, terutama di seluruh manufaktur dan layanan,” jelas mereka.
Baca juga: Bappenas: Indonesia Butuh Banyak Pengusaha untuk Jadi Negara Maju
Sebagai contoh, ada robotika yang bisa dikontrol dari jauh untuk membantu dalam proses produksi, robot kolaboratif di ritel, dan drone otonom dalam industri jasa.
Perlu diketahui, Indonesia sebagai pasar terbesar ASEAN memiliki potensi paling tinggi dalam hadirnya 5G. Sebab, industri layanan di Indonesia banyak, kemudian pengguna di Indonesia juga banyak. Meski demikian, Nikolai Dobberstein memperingatkan Indonesia untuk tetap mengatasi permasalahan utama mereka untuk mencapai potensi terbaik dari kehadiran 5G.
(Fakhri Rezy)