JAKARTA - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) jatuh pada perdagangan Selasa waktu setempat. Hal ini imbas dari kelesuan industri manufaktur dala 10 tahun terakhir.
Institute for Supply Management (ISM) mengungkapkan bahwa aktivitas ekonomi di sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada September. Indeks Manajer Pembelian manufaktur AS sebesar 47,8% atau turun 1,3 poin dari persentase Agustus 49,1%.
Baca Juga: Euro Tertekan Inflasi Jerman, Dolar AS Kian Perkasa
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, datar di 99,037. Demikian dikutip Yahoo Finance, Rabu (2/10/2019).
Investor pun beralih pada yang lebih aman di antaranya Yen Jepang. Mata uang tersebut dipandang sebagai tempat yang aman di saat gejolak pasar, naik, dengan USD terhadap Yen jatuh 0,2% menjadi 107,88.
Baca Juga: Dolar Menguat di Tengah Ketegangan Politik AS dan Suramnya Ekonomi Eropa
Sementara itu, sterling terus turun, ketika hitungan mundur ke Brexit berlanjut. Laporan yang bocor muncul bahwa pemerintah Inggris berencana untuk melakukan pemeriksaan pabean antara perbatasan Irlandia Utara dan Republik Irlandia, yang ditolak oleh UE dan Irlandia. Pound kehilangan 0,4% menjadi USD1,2230, sementara naik 0,2% menjadi USD1,0913.
(Feby Novalius)