Semakin Banyak Karyawan Memilih Bekerja di Hari Libur, Ini Alasannya!

, Jurnalis
Senin 28 Oktober 2019 11:15 WIB
Kerja di Rumah (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

JAKARTA - Pallavi Varma sering bekerja enam atau tujuh hari seminggu sesuai panggilan sebagai bagian dari pekerjaannya di sebuah biro perjalanan. Perempuan India berusia 24 tahun itu bekerja keras sebagai pembuat konten kreatif sambil berusaha menyelesaikan studinya di universitas setempat.

Dan terkadang ia merasa tidak mempunyai cukup waktu dalam sehari.

"Saya kadang-kadang harus mengejar ketinggalan dengan bekerja pada hari Minggu atau pada hari libur nasional untuk mengganti waktu yang hilang," katanya.

 Baca juga: Kiat Membangun Hubungan Baik dengan Bos, Harus Pantau Suasana Hati Juga

Melansir BBC, Ia tidak merasa begitu keberatan melakukannya — itu memungkinkannya untuk bekerja lebih efisien, ujarnya, karena ia merasakan lebih sedikit tekanan saat tidak bekerja di lingkungan kantor.

 

"Produktivitas saya sangat meningkat ketika saya bekerja di waktu istirahat," kata Varma.

Varma bukan satu-satunya. Ahli gizi dan kebugaran Tom Jenane (31), yang tinggal di Inggris, mengambil liburan pertamanya untuk mengejar pekerjaan tahun lalu. Ia punya tugas-tugas lain di samping menulis deskripsi produk yang dijual di perusahaan tempatnya bekerja, dan mendapati bahwa ia tidak bisa menyelesaikan semuanya selama hari kerjanya.

 Baca juga: 5 Tips Wawancara Kerja agar Calon Bos Kamu Terkesan

"Saya mengambil cuti untuk duduk di rumah dan menulis deskripsi produk," katanya.

"Saya bangun tanpa alarm, membuat kopi untuk diri saya sendiri, duduk di sofa dengan laptop, dan memutar musik," lanjutnya.

Jauh dari gangguan notifikasi kotak masuk, godaan untuk berbincang ngalor-ngidul dengan rekan kerja, dan tekanan kehidupan kantor yang telah berusaha ia bereskan sekian lama, Jenane hanya butuh satu hari untuk menuntaskan tugasnya.

Tapi ia harus menghabiskan satu hari yang berharga dari jatah cuti tahunannya.

 Baca juga: Dapat Promosi Jabatan? Begini 5 Teknik agar Diterima Karyawan

Jenane dan Varma mewakili fenomena yang disebut leaveism (dari kata leave, yang berarti cuti) — di mana karyawan merasa terdorong untuk menggunakan waktu libur mereka untuk mengejar beban kerja mereka, bebas dari gangguan kantor.

Dari krisis kredit hingga krisis beban kerja

"Saya menduga fenomena ini selalu ada dalam berbagai bentuk bagi pekerja bergaji," kata James Richards, asisten profesor ilmu manajemen sumber daya manusia di Heriot-Watt University, yang melakukan survei skala besar tentang suburnya leaveism.

"Anda punya kontrak yang tidak jelas, tetapi ada harapan untuk memenuhi tenggat waktu dan permintaan yang naik-turun."

 Baca juga: 7 Tanda si Bos Terkesan dengan Kerjaanmu, Nomor 4 Jangan Salah Sangka

Hampir dua pertiga sumber daya manusia profesional di dunia usaha Inggris menjalani leaveism tahun lalu, menurut survei oleh Chartered Institute of Personel and Development (CIPD). Dan jumlahnya meningkat.

"Kami melihat semakin banyak fenomena ini, karena sejak resesi terakhir, sebagian besar organisasi semakin padat dan ramping," jelas Cary Cooper, profesor psikologi organisasi di Manchester Business School dan presiden CIPD. "Kami baru mulai menyadari betapa besarnya masalah ini."

Cooper memperkirakan bahwa sekitar sepertiga dari karyawan di seluruh dunia telah mengambil cuti kerja untuk mengejar ketertinggalan mereka, dan khawatir bahwa itu akan lebih mungkin terjadi jika terjadi resesi lain.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya