JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih terus melakukan komunikasi secara intens dengan maskapai penerbangan Sriwijaya Air mengenai mekanisme pembayaran utang. Ada beberapa usulan mekanisme pembayaran utang yang diberikan Garuda kepada Sriwijaya Air.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan mengatakan, salah satu skema yang ditawarkan adalah pembayaran lewat konversi saham. Artinya, nanti Sriwijaya Air bisa membayarkan utangnya kepada Garuda dengan memberikan sebagian sahamnya kepada maskapai berlogo burung Garuda ini.
Baca juga: Fakta Cerai-Rujuk Garuda dan Sriwijaya Air, Direksi Mundur hingga Cabut Gugatan
"Itu yang lagi dalam diskusi, aku nggak bisa bilang, mereka mau atau mereka tidak mau, masih diskusi antar kita, Garuda, Sriwijaya, (Kementerian) BUMN sama BUMN yang lain," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Saat ditanya mengenai jumlah saham yang akan diambil, Ikhsan tak mau menyebutkan. Namun dirinya berharap jika benar terealisasi, Garuda berharap memiliki saham mayoritas.
Baca juga: Sudah Rujuk, Tapi Kenapa Sriwijaya Air Belum Berlogo Garuda Indonesia?
"Kita harapannya 51%, harapannya, mayoritas lah," ujarnya.
Menurut Ikhsan, skema ini merupakan usulan dari Kementerian BUMN untuk membantu maskapai Sriwijaya. Namun, saat ditanya mengenai jumlah uang yang harus dibayarkan, Ikhsan mengaku tak ingat angka rincinya.
Baca juga: Bos Garuda Meminta Citilink Cabut Gugatan ke Sriwijaya Air
"(Usulan) Kementerian BUMN sama kita, win-win lah," ucapnya .
Ikhsan juga tak bisa memastikan kapan skema konversi ini bisa direalisasikan. Lantaran, skema ini merupakan penawaran dan bukan menjadi program Garuda Indonesia.
Namun dirinya berharap agar proses ini bisa segera rampung. Sehingga Sriwijaya pun bisa menjalankan operasionalnya seperti semula.
"Belum, kan itu antara kesepakatan, jadi program nggak, cuma ini tawaran bahwa kita punya piutang, mereka punya utang ke kita, inilah usulan kita," jelasnya.
(Fakhri Rezy)