Pertamina EP juga mendapatkan tantangan berkaitan dengan penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Menurutnya, saat ini mayoritas lapangan yang dikelola perusahaan sudah tidak bisa lagi mengandalkan teknologi primary recovery.
"Rata-rata lapangan kami primary recovery-nya di atas 26% untuk minyak. Itu sudah dibilang optimal untuk minyak," katanya.
Tantangan lainnya adalah Pertamina EP juga masih belum menemukan sumur dengan potensi lifting migas yang besar. Terakhir, perusahaan migas juga masih sering dihadapkan dengan tindak pengeboran ilegal.
Nanang bilang, hal tersebut terjadi akibat masih adanya beberapa lokasi yang belum dibebaskan lahannya di wilayah operasi Pertamina EP. "Beberapa kali terjadi kecelakaan kerja sampai ada yang meninggal," kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)