JAKARTA - JB Marlin yang menjadi kepercayaan Presiden Soeharto untuk mengarsiteki ekonomi Indonesia, sebagai Menteri Keuangan. Namun pada saat menjabat, dirinya merasa terusik dengan maraknya pungutan liar. Kala itu publik pun menjadi akrab dengan istilah pungli.
Dalam tugas penertiban, JB Sumarlin mendapati banyak penyimpangan. Dia pun tidak langsung menerima 100 persen laporan yang ada dan nekat melakukan penyelidikan secara langsung.
Dia menyamar ke tempat-tempat yang dikabarkan banyak terjadi pungli. Namanya pun disamarkan menjadi Achmad Sidik, nama yang pernah dia gunakan ketika menjadi kurir di masa perjuangan tahun 1948. Hasilnya, JB Sumarlin sering menangkap basah pelaku penyunatan gaji pegawai negeri.
Baca Juga: JB Sumarlin Wafat, Arsitek Ekonomi Indonesia yang Sempat Dituding Mafia Berkeley
"Suatu kali saya keder juga. Oleh karena itu, saya ajak Sa'adilah Mursid yang memimpin sepasukan regu Brimob untuk menangkap basah pungli di Kantor Pajak Batu Tulis, Jakarta Pusat," dia mengsihakan seperti dikutip dari buku "Pak Harto: The Untold Stories" terbitan Gramedia Pustaka Utama, karya Mahpudi, Kamis (6/2/2020).
Konon di situ ada aparatnya yang sering menggertak dengan pistol. Dibantu Irjen Keuangan Brigjen TNI Atang Yoga Swara yang waktu itu berpakaian sipil. "Kami inspeksi mendadak ke Kantor Pajak. Hari itu juga 14 pegawai pajak ditahan dan dibawa ke Jalan Gresik," ujarnya.