Menurut Irvan, alasan mengapa OJK sering membuat blunder adalah karena adanya kepentingan dalam membuat kebijakan. Selain itu, OJK pun sering kali tak mengetahui peraturan seperti apa yang harus dibuat untuk sama-sama menyenangkan industri dan bisa melindungi nasabah.
Baca juga: Tips Hindari Pencurian Data ATM Melalui Skimming
Alih-alih melindungi keduanya, justru keduanya malah tak bisa terjangkau oleh OJK. Pasalnya aturan yang dibuat justru terlalu over dan membatasi pergerakan industri, namun di sisi lain pengawasan terhadap aturan tersebut juga sangat lemah.
"OJK sarat conflict of interest dan tidak tahu apa yang dikerjakan. Ada gap yang lebar antara peraturan yang over regulated dengan pengawasan yang lemah," ucapnya.