Sederet Produk Hasil Inovasi Jadi Prioritas Pengembangan Pemerintah

Irene, Jurnalis
Jum'at 07 Februari 2020 13:58 WIB
Menristek Bambang Brodjonegoro. (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Stem cell atau sel punca menjadi produk ketiga yang diperkenalkan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro sebagai salah satu produk yang akan prioritas difokuskan pengembangannya sebagai hasil inovasi dalam negeri. Sel punca adalah inovasi di dalam bidang kesehatan.

Sel punca atau stem cell digunakan untuk pengobatan tulang yang telah dihasilkan dan dikomersialkan oleh kerja sama Fakultas Kedokteran Gigi (UI-red), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan PT Kimia Farma. Sel punca telah terbukti dapat menyembuhkan orang dengan masalah cedera atau patah tulang.

"Dan ini sudah terbukti bisa menyembuhkan orang-orang yang mengalami cedera tulang, bahkan patah tulang sampai bisa menjadi normal kembali," ujar Menristekdikti, seperti dilansir Okezone dari laman setkab, Jumat (7/2/2020).

Baca Juga: Kualitas 16 Produk Diperbaiki untuk Ekspor ke Jepang

Tidak hanya itu, stem cell juga hadir dengan manfaat untuk perawatan kulit. Namanya adalah stem cell anti aging yang berupa cream yang dioleskan ke kulit.

“Anti aging ini dihasilkan oleh Universitas Airlangga dan sudah menjadi produk yang dikeluarkan oleh PT Phapros, ini juga anak perusahaan BUMN,” pungkas Bambang.

Masih dalam bidang kesehatan, Bambang juga menyampaikan telah ada inovasi yang dihasilkan dari suatu perusahaan di Surabaya yaitu implan tulang. Implan ini digunakan untuk pengganti tulang yang hilang dan dibuat dari titanium dan didesain oleh BPPT.

Menanggapi positif, Presiden Joko Widodo menghimbau agar rumah sakit pemerintah mulai menggunakan implan tulang buatan dalam negeri ini sebagai pengganti impor.

Baca Juga: Awasi 6.803 Produk Beredar , Ini Hasil Pengawasan Kemendag

Produk kesehatan lainnya yang diperkenalkan adalah obat modern asli Indonesia. Bambang menjelaskan obat inovasi dalam negeri ini adalah pengganti bahan baku obat yang selama ini hampir seluruhnya merupakan hasil impor.

"Ini lebih dari obat herbal karena obat ini sudah melalui uji klinis. Jadi obat resep istilahnya, bukan obat bebas. Obat ini adalah pengganti bahan baku obat yang selama ini 90 persen impor," kata Bambang.

Bahan kimia yang terdapat dalam kandungan obat juga diganti dengan tumbuh-tumbuhan dan berbagai herbal. Saat ini Bambang menyebut obat ini tengah didorong masuk ke dalam Jaminan Kesehatan Nasional.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya