JAKARTA - Virus korona tidak hanya menyerang manusia, namun juga market hingga industri. Persoalan yang dihadapi cukup kompleks, karena yang dihadapi adalah virus yang tak kasat mata.
Di bidang ekonomi, salah satu dampak yang terasa adalah kepanikan di lantai bursa. Kepanikan akan meluasnya virus Korona di Indonesia sempat melanda lantai bursa pada Senin (9/3/2020). Pelaku pasar melakukan aksi jual saham secara besar-besaran. Kondisi itu membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi anjlok sebesar 6,6% atau 361,73 poin ke level 5.137.
Baca juga: Pidato Lengkap Jokowi soal Dampak Virus Korona ke Ekonomi RI hingga Neraca Dagang
Rupiah juga kompak, mengalami penurunan terhadap dolar Amerika. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) Selasa (10/3/2020) semakin melemah. Pada pembukaan perdagangan hari itu, Rupiah bergerak di level Rp14.400-an per USD.
Mengutip Bloomberg Dollar Index, Selasa (10/3/2020) pukul 9.12 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange melemah 18.5 poin atau 0,13% ke level Rp14.411 per USD. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.390-Rp14.410 per USD.
Melihat kondisi ini, otoritas pasar modal tidak tinggal diam. Begitu juga dengan pemerintah. Dua regulasi baru langsung dikeluarkan demi penyelamatan market tidak jatuh lebih dalam.
Baca juga: Sederet Catatan Presiden Jokowi soal Dampak Virus Korona ke Perekonomian
Keduanya adalah regulasi buyback dari Kementerian BUMN dan Trading Halt yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.
Bak antibiotik, kedua regulasi itu mampu memulihkan kondisi pasar. Pada perdagangan Selasa (10/3/2020) berhasil ditutup menguat 84,02 poin atau 1,64% ke 6.220,83 dan Rabu (11/3/2020) dibuka menghijau naik 24,71 poin atau 0,5% ke 5.231,49.
Di balik itu semua, ada pejabat kementerian lembaga yang selalu standby dan meracik kebijakan agar market tak gentar menghadapi situasi ini. Mereka adalah 5 Sekawan bidang Ekonomi, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Ketua DK Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) LPS Halim Alamsyah.
Baca juga: 'Terinfeksi' Virus Korona, China Alami Defisit Neraca Dagang hingga USD7,09 Miliar
Setelah menjalani rapat dengan pembahasan yang cukup berat, mereka berlima pun menyempatkan diri berfoto. "Saya dan @erickthohir selesai rapat dengan pak Perry Gubernur BI, Ketua DK OJK pak Wimboh, Ketua DK LPS pak Halim dan tim. Kami membahas kondisi pasar keuangan global dan nasional dan perekonomian yang menghadapi gejolak akibat virus Corona dan perang minyak," ujar Bu Ani, demikian biasa dia disapa, seperti dikutip dari akun Facebook miliknya, Rabu (11/3/2020).
Menurutnya, mereka berlima tetap semangat dan bersinergi saling mendukung untuk menjaga perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.