JAKARTA - Tempe goreng yang dibalut adonan tepung, atau dikenal dengan nama tempe mendoan, digemari juga oleh banyak warga Australia. Akhir pekan kemarin, saat ABC Indonesia mengunjungi pasar bulanan bernama Veg Out St Kilda Farmer's Market di Pantai St Kilda, salah satu dagangan yang ditawarkan adalah tempe.
Baca Juga: Tempe RI Bergantung dari Petani Amerika
Dengan mengambil lokasi di ujung sudut pasar, pasangan Sugeng dan Sinta Santoso mendirikan stan lengkap dengan kompor dan alat penggorengan. Puluhan warga Australia mengantri untuk membeli tempe mendoan yang masih hangat dan pas untuk dinikmati dengan cuaca Melbourne yang sedang dingin pagi itu.
Dua di antara puluhan pembeli ini adalah Sue dan Clare Hedges, yang membeli sembilan buah tempe goreng untuk dibagikan kepada keluarganya di rumah.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Pedagang Tempe Pusing
"Kami suka sekali dan itulah mengapa kami mau datang pagi-pagi ke pasar ini untuk membelinya," kata Clare seperti dilansir ABC News, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
"Tempe ini mengenyangkan, dan apalagi karena digoreng, rasanya makin enak."
Clare dan ibunya, Sue mengaku jika mereka adalah vegetarian dan menjadi salah satu alasannya untuk mengkonsumsi tempe karena kandungan protein yang tinggi.
"(Tempe) memiliki protein sehat yang mudah dicerna," kata Sue, yang juga membeli tempe yang sudah dibumbui, sehingga membuatnya lebih mudah untuk memasaknya.
"Biasanya kami mencampur tempe dengan sayur-sayuran, karena tempe sifatnya mengenyangkan dan sebagai produk fermentasi rasanya enak."
Kemudahan memasak tempe diakui oleh John dan Kee Ward, sepasang suami istri di Australia yang sudah mengonsumsi tempe selama 10 tahun.
Menurut John yang adalah peskatarian, atau vegetarian yang tetap mengkonsumsi daging ikan, tempe merupakan makanan pengganti daging merah yang sempurna.
"Menurut saya, makan terlalu banyak daging tidak baik untuk kesehatan tubuh dan kita harus mengurangi konsumsinya," kata John.
"Tempe merupakan alternatif untuk daging dan merupakan sumber protein yang baik. Rasanya juga enak."
Kee berasal dari Malaysia, tapi sudah lama tinggal di Australia. Ia mengaku suka membeli tempe cocok dihidangkan dengan banyak jenis lauk.
"Kami bisa memasak tempe dengan kari, atau menambahkan saus tomat, atau memasaknya dengan sayur-sayuran."
Sayangnya, menurut John dan Kee, masih banyak warga Australia yang tidak mengonsumsi tempe.
"Menurut kami, masih banyak warga Australia yang tidak tahu tempe. Mungkin kalau mereka mencoba satu kali saja, mereka pasti suka."
Graham Chappell, warga Australia yang sudah belasan tahun mengkonsumsi tempe, merasa sudah saatnya makanan tradisional Indonesia ini lebih dikenal di Australia.
"Mereka (warga Australia) harus tahu lebih banyak tentang makanan Asia," kata pria asal Sydney, yang istrinya berasal dari Indonesia itu.
"Mereka perlu menambah variasi makanan dan tahu kalau tempe juga bagus untuk kesehatan."
Menurut Graham yang suka menambahkan bubuk cabai di hampir semua makanannya, variasi makanan di Australia sudah meningkat pesat dibandingkan dulu.
"Sejak orang-orang Yunani datang ke Australia, diikuti orang-orang dari China dan juga Indonesia, variasi makanan di sini semakin banyak," katanya.
"Dan jumlah makanan yang berbumbu semakin banyak. Tidak seperti beberapa tahun lalu ketika makanan di Australia masih hambar," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)