"Ingat dulu itu dari Rp2.500 ke Rp16.000 hampir 8 kali lipat. Sementara sekarang itu dari Rp13.800 pelemahannya memang 12%, tapi jauh lebih kecil dari kondisi dulu (1998), dan juga kondisi krisis global 2008," kata Perry.
Selain itu lanjut Perry, saat ini kondisi perbankan nasional sudah kuat tidak seperti dulu. Hal tersebut terbukti dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 23%. Non performing loan (NPL) 2,5% secara gross dan 1,3% secara net.
"Industri perbankan kita secara keseluruhan sehat dengan capital additon rasio yang tinggi, NPL yang tinggi maupun kondisi pasar keuangan kita juga yang baik," jelasnya
Menurut Perry saat ini langkah ekonomi yang diambil sudah cukup baik. Mulai dari kebijakan moneter, stabilitas sistem keuangan (SSK) hingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan sejumlah insentifnya
"Seluruh dunia mengalami kepanikan. Bank sentral berupaya melonggarkan likuiditas dengan menurunkan suku bunga. Saya tidak katakan ini sudah berakhir tapi sudah lebih mereda dibandingkan 2 minggu lalu, inilah yang kita hadapi," kata Perry.
(Fakhri Rezy)