JAKARTA - Selandia Baru mengumumkan alokasi dana dalam jumlah rekor sebesar USD30 miliar atau setara Rp450 triliun (kurs Rp15.000 per USD) dalam anggarannya guna memulihkan ekonomi akibat pandemi virus corona. Meski demikian pemerintah memperingatkan dana itu mungkin tidak cukup untuk mencegah ribuan orang kehilangan pekerjaan dan penutupan usaha.
Anggaran besar-besaran itu, yang mencakup miliaran dolar untuk infrastruktur, perawatan kesehatan, perumahan dan perpanjangan skema subsidi upah, menjadi pusat kampanye pemilihan ulang Perdana Menteri Jacinda Ardern, ketika pemerintahnya yang beraliran tengah kiri berupaya untuk mengkonsolidasikan dukungan menjelang pemilu September.
Baca Juga: Jokowi Terbitkan Aturan Pemulihan Ekonomi Negara dari Corona, Ini Isinya
Kementerian Keuangan Selandia Baru mengatakan dana sebesar USD30 miliar itu akan digunakan selama periode yang diperkirakan empat tahun, dan lebih dari separuhnya telah dialokasikan tahun ini.
Meski demikian anggaran tersebut secara signifikan menambah defisit fiskal, dan meningkatkan utang negara ke tingkat tertinggi 53,6% dari Produk Domestik Brutonya (PDB) pada 2023 dan 2024, jauh melampaui target 15%-25% dari PDB. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Jakarta, Minggu (17/5/2020).