Jika travel bubble dibuka, kata Odo, maka yang akan melakukan kunjungan dalam waktu dekat mungkin bukan turis saja, tetapi para pelaku usaha. Dia menjelaskan alasan membuka “travel bubble” dengan China, Korea Selatan, Jepang dan Australia adalah karena Indonesia memiliki hubungan erat dengan keempat negara tersebut.
Baca juga; Usia 20 Tahun Jangan Takut Berinvestasi
Pertimbangan lainnya adalah banyaknya investasi dari negara-negara tersebut di Indonesia. Untuk itu pemerintah, lanjut Odo, akan mendorong penerbangan langsung dengan negara mitra yang sama-sama menerapkan travel bubble.
Lebih jauh Odo menggarisbawahi pembukaan travel bubble tidak hanya akan memperhatikan aspek ekonomi semata, tetapi juga aspek kesehatan. Jika negara yang dituju masih tinggi tingkat transmisi dan trennya terus menerus maka travel bubble tidak bisa dilakukan.