Ulang Tahun Jakarta, Kisah 'Uang Rokok' yang Bangkrutkan VOC

Fadel Prayoga, Jurnalis
Senin 22 Juni 2020 06:08 WIB
Jakarta (Okezone)
Share :

Masyarakat elite Belanda ketika itu juga membangun vila-vila mewah di luar kota seperti Ancol dan sekitar Gajah Mada dan Hayam Wuruk untuk tempat week end. Jumlahnya mencapai puluhan, bahkan ada yang sampai ratusan kamar, karena juga menjadi tempat menginap para budak belian.

Banyaknya budak yang dimiliki menjadi simbol kemakmuran seorang pejabat VOC. Mereka juga memelihara pemain-pemain orkes sendiri untuk mengiringi pesta-pesta yang sangat mewah.

 Baca juga: Menko Airlangga: Krisis Akibat Covid-19 Tidak Akan Selesai Tahun Ini

Willard A Hanna, penulis Amerika dalam buku Hikayat Jakarta, menyebutkan bagi masyarakat Eropa kegiatan yang paling hidup saat itu ialah persaingan dalam segi memperagakan kekayaan. Kesempatan utama untuk peragaan kemewahan yang sering diperoleh dengan tidak halal adalah dengan cara mondar-mandir setiap hari di beberapa jalan terpilih. Atau, waktu angin malam mulai berembus dan pada hari Minggu dalam kesempatan ke gereja.

Bukan hanya korupsi, pelanggaran yang nyata-nyata dilakukan oleh hampir semua pejabat VOC, tapi juga monopolo semua hasil bumi di Tanah Air. Hasil bumi itu mereka peroleh dengan mengharuskan penduduk melakukan kerja paksa, dan keharusan menyerahkan sebagian hasil panen yang sangat merugikan rakyat.

Jenderal Coen, pendiri Kota Batavia, yang pada masa kolonial patungnya pernah diabadikan di Lapangan Banteng, setidaknya bisa dituding sebagai orang yang mencontohkan mentalitas demikian para pejabat bawahannya.

 Baca juga: Covid-19 Bikin Situasi Tak Normal, Ekonomi RI Diprediksi Minus 3% di Kuartal II-2020

Sebagai orang nomor satu di VOC, Coen diduga berkolusi dengan Souw Beng Koen, seorang China kaya raya yang oleh Belanda disebut Bengkong. Bengkong yang merupakan kawan akrabnya sejak di Banten, oleh Coen diboyong ke Jakarta. Dan, konglomerat China ini menguasai perniagaan, perusahaan perkapalan, kontruksi dan perkebunan gula.

Perilaku Coen itu diikuti pula oleh gubernur jenderal pengganti-penggantinya. Mereka itu hidup dalam suasana kemegahan yang sama denga seorang raja. Contohnya, Cornelis Chastelein, seorang anggota Dewan Hindia (1693). Ia memiliki ratusan budak dari berbagai tempat di Tanah Air.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya