JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi perekonomian Indonesia pada kuartal II tahun ini mengalami pertumbuhan negatif atau minus 3,8%. Ini merupakan dampak pandemi virus corona yang menekan perekonomian 2020.
“Indonesia pun akan berpengaruh, karena kita melakukan langkah-langkah pencegahan Covid-19 dalam bentuk PSBB atau berbagai langkah yang kemudian mempengaruhi ekonomi di kuartal kedua, estimasi kami di kuartal kedua minus 3,8%,” kata Sri dalam diskusi virtual, Selasa (30/6/2020).
Baca Juga: Jokowi: Gas dan Remnya Tolong Diatur, Mungkin Ekonomi Bagus tapi Covid-19 Naik Lagi
Dia menyebut, prediksi pertumbuhan ekonomi yang dialami di Indonesia masih terbilang sangat baik bila dibandingkan dengan negara di Benua Asia lainnya seperti Singapura, Jepang dan India. Di mana angka penurunannya bisa mencapai di atas lima%.
“Jepang minus 8%. Bahkan India yang dianggap sebagai negara berkembang diperkirakan minus 12%. Singapura pun minus 6,8%,” ujarnya.
Baca Juga: Krisis Kali Ini Berbeda, Sri Mulyani: Kita Harus Lindungi Manusia-Ekonomi Sekaligus
Bendahara negara itu menjelaskan, negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Prancis pun diestimasi juga akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang negative.
“Amerika Serikat bisa mendekati minus 10%, di Inggris bisa minus 15%, Jerman minus 11% dan Prancis -17%,” katanya.