Meski realisasi pendapatan negara masih seret, belanja negara justru tumbuh 3,3% menjadi Rp 1.068,9 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 668,5 triliun, naik 6% dan belanja transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp 400,4 triliun, tumbuh 0,8%.
Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 668,5 triliun, tumbuh 6%. "Tingginya belanja pemerintah pusat sebagai dampak dari belanja penanganan Covid-19," ujar Sri Mulyani.
Adapun belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian/lembaga Rp 350,4 triliun, naik 2,4% dan belanja non-k/l Rp 318,1 triliun, tumbuh 10,3%.
Untuk menutupi defisit yang melebar cukup besar pada paruh pertama tahun ini, realisasi pembiayaan anggaran telah mencapai Rp416,2 triliun, tumbuh 136% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp176,3 triliun.
(Dani Jumadil Akhir)