Kegelisahan Presiden, dari Kontraksi Ekonomi sampai Restoran Anjlok

Rani Hardjanti, Jurnalis
Jum'at 10 Juli 2020 07:46 WIB
Presiden Jokowi (Setkab)
Share :

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkapkan kegelisahannya terhadap kondisi ekonomi. Baik data maupun fakta di lapangan menunjukkan 'lampu merah'.

Jokowi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai -6% hingga -7,6%.

 Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III-2020 Diprediksi Minus 1% Gegara Corona

Dia mengatakan, kontraksi ekonomi sudah dialami oleh Indonesia di kuartal pertama. Di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 2,97%, turun dari yang biasanya 5%.

Menurutnya, jika hal ini dianggap sebagai hal yang biasa saja maka akan berbahaya. "Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, enggak ada percepatan," kata Jokowi mengutip siaran Biro Pers Setpres, Jumat (10/7/2020).

 Baca juga: Jurus Pamungkas Sri Mulyani Pulihkan Ekonomi di Kuartal III


Presiden melanjutkan, jika angka di kuartal kedua belum keluar, Jokowi mengingatkan agar jajarannya berhati-hati mengingat terdapat penurunan permintaan, penawaran, dan produksi. "Semuanya, terganggu dan rusak. Ini kita juga harus paham dan sadar mengenai ini," tegasnya.

Kondisi ekonomi ini lanjutnya, dikarenakan mobilitas yang dibatasi. Akibatnya sektor riil menjadi anjlok.

 Baca juga: RI Naik Kelas Jadi Negara Menengah Atas, Presiden: Patut Disyukuri

"Pariwisata anjlok, hotel dan restoran langsung anjlok, terganggu. Mal ditutup, lifestyle anjlok, terganggu," ucapnya.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya