JAKARTA - Harga emas mencatatkan rekor terbarunya dengan menembus level USD1.900 per ounce pada hari Jumat untuk pertama kalinya sejak 2011. Penguatan harga emas yang menembus USD1.900 per ounce dipicu ketegangan hubungan AS-China yang semakin memburuk.
Ketegangan hubungan AS-China menambah kekhawatiran terhadap ekonomi global yang telah pulih dari pandemi virus corona.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik, Hari Ini Dibanderol Rp984.000/Gram
Melansir Reuters, Jakarta, Sabtu (24/7/2020), harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi USD1.899,68 per ounce pada jam 2 siang waktu setempat setelah mencapai harga USD1.905,99, tertinggi sejak September 2011.
Harga emas naik 5% untuk minggu ini, yang terbaik sejak minggu yang berakhir 27 Maret.
Baca Juga: Terus Naik, Harga Emas Dekati USD1.900/Ounce
Sementara, harga emas berjangka AS ditutup naik 0,4% pada USD1,897.5.
"Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh ketegangan AS-China semakin memburuk dipandang sebagai kemungkinan untuk menjaga pemerintah global dan dukungan moneter berjalan lebih lama," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan logam mulia di BMO.
Dalam eskalasi lain, China memerintahkan Amerika Serikat untuk menutup konsulatnya di kota Chengdu, membalas AS agar China untuk menutup konsulat di Houston.
Investasi emas semakin menjadi buruan investor setelah lonjakan kasus COVID-19, dengan kasus di AS melewati lebih dari 4 juta dan infeksi global menembus 15,58 juta.
"Satu-satunya hal yang dapat saya lihat untuk menghilangkan angin dari layar emas adalah perkembangan pesat dari vaksin virus corona karena sampai itu terjadi, semua ketidakpastian ini (di pasar) akan tetap bersama kami," kata analis StoneX Rhona O'Connell.