JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya melemah lagi usai menguat dalam satu minggu terakhir. Euro pun menyentuh level USD1,18 karena investor berbondong-bondong mengalihkan investasi ke mata uang yang diuntungkan dari prospek pasar global.
Selain euro, sterling dan mata uang terkait komoditas seperti dolar Australia dan Kanada menguat terhadap dolar AS. Selama perdagangan, indeks dolar turun 0,1% di 93,503 atau turun dari level tertinggi dalam satu minggu.
Baca Juga: Angka Pengangguran AS Turun, Indeks Dolar Menguat
“Situasi politik dan ekonomi Eropa dalam menangani pandemi jauh lebih stabil daripada di Amerika Serikat. Meskipun indikator ekonomi AS mungkin positif, kenyataannya adalah bahwa Amerika Serikat belum menangani Covid dengan baik dan penutupan ekonomi telah menciptakan ketidakpastian yang sulit untuk dihindari," Analis Mata Uang Senior Tempus Inc Juan Perez, dilansir dari CNBC, Rabu (12/8/2020).
Euro naik setelah survei ZEW tentang sentimen ekonomi naik menjadi 71,5 dari 59,3 bulan sebelumnya. Hal tersebut bahkan jauh melebihi perkiraan ekonom sebesar 58,0. Euro pun menguat terhadap dolar dan mencapai level tertinggi USD1,1809.