JAKARTA - Pemerintah Singapura menambah anggaran stimulus ekonomi sebesar SGD8 miliar atau USD5,8 miliar (setara Rp85,8 triliun dengan kurs Rp14.800 per USD). Hal ini menyusul ekonomi negeri singa mengalami resesi yang berada di bawah tekanan pandemi virus corona
"Dampak ekonomi yang dihasilkan sangat parah. Ekonomi global tetap sangat lemah dan pemulihan akan bergantung pada seberapa baik negara-negara menahan penyebaran virus," ujar Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Heng Swee Keat melansir CNBC, Selasa (18/8/2020)
Baca Juga: Ekonomi Jepang hingga Malaysia Minus, Awas RI Terseret Tsunami Resesi
Singapura sendiri melaporkan salah satu kontraksi ekonomi terburuk di Asia selama paruh pertama tahun ini. Perekonomian Dibukannya ekonomi ternyata tetap tergantung perdagangan yang justru terpukul karena langkah-langkah lockdown yang dilakukan di seluruh dunia yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Pada minggu lalu, negara-negara di Asia Tenggara melaporkan kontraksi 13,2% secara tahunan (year on year/yoy) di kuartal II-2020 sekaligus menjadi rekor terburuk. Pemerintah Singapura memperkirakan ekonomi akan minus 5% dan 7% tahun ini, yang akan menjadi resesi terburuknya.
Baca Juga: UMKM Jangan Cuma Dikasih Rp48 Triliun tapi Bikin Melek Digital
Banyak dari langkah dukungan yang diumumkan oleh wakil perdana menteri pada hari Senin merupakan perpanjangan dari kebijakan yang ada. Seperti, perpanjangan subsidi upah selama tujuh bulan hingga Maret 2021. Jumlah subsidi yang dapat diterima perusahaan bergantung pada “proyeksi pemulihan” dari berbagai sektor.