Celengan tanah liat yang dijajakan bukan buatan sendiri, melainkan kiriman dari daerah Plered, Purwakarta. Kampung halamannya itu memang terkenal dengan pembuatan celengan.
Pada awalnya, Mamet mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp2,5 juta hingga Rp3 juta untuk membawa 300 celengan dari Purwakarta. Saat pengiriman barang pun tak selalu mulus, ada saja celengan yang hancur karena guncangan dalam perjalanan.
"Yaitu risiko kalau ada satu atau dua yang hancur. Kalau hancurnya enggak parah, diperbaikin terus cat lagi," katanya.
(Feby Novalius)