Dolar AS Babak Belur Lawan Yen

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Sabtu 19 September 2020 07:58 WIB
Dolar AS (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Dolar AS mengalami penurunan lima hari berturut-turut terhadap yen Jepang karena investor mencari mata uang safe-haven pada perdagangan Jumat waktu setempat imbas kebijakan moneter, ketidakpastian pemilu AS serta ketegangan politik AS-China.

Dolar AS jatuh ke level 104,270 terhadap yen di awal sesi, level terendah terhadap mata uang Jepang sejak 31 Juli. Terakhir diperdagangkan pada 104,38, turun 0,33% pada hari itu.

Sementara dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang lainnya, dolar AS berada di jalur penurunan mingguan setelah dua minggu naik. Selain ketidakpastian politik, Direktur Strategi FX di BK Asset Management Boris Schlossberg mengatakan kebijakan kontrol kurva imbal hasil Jepang juga merupakan faktor karena mendorong suku bunga riil.

"Kondisi pasar Jepang jauh lebih ketat daripada yang terlihat meskipun QE dari Bank of Japan," kata Schlossberg. "Itu menciptakan kemiringan yang berbeda dan signifikan terhadap yen," katanya.

 

Sementara ekuitas AS terus mendekati rekor tertinggi mereka, Schlossberg mengatakan pelemahan dolar mungkin menandakan lebih banyak volatilitas yang akan datang menjelang Pemilihan Presiden pada 3 November di mana Presiden Donald Trump berhadapan dengan penantang Demokrat Joe Biden.

“Pasar selalu membenci ketidakpastian. Pada titik ini semua orang yakin bahwa kemenangan yang pasti bukanlah skenario yang paling mungkin, ”katanya.

Schlossberg juga menunjuk pada rencana administrasi Trump untuk melarang WeChat dan aplikasi berbagi video TikTok dari aplikasi AS mulai Minggu malam, memblokir orang Amerika dari platform milik China karena masalah keamanan nasional.

“Ini menunjukkan tarik-menarik diplomatik tidak terselesaikan. Ketegangan meningkat bukannya mereda, ”katanya. "Itu bukan sesuatu yang suka dilihat pasar."

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya