Flash Back Krismon 1998, Kesaksian Mochtar Riady Rush hingga Pinjaman IMF

Rani Hardjanti, Jurnalis
Minggu 27 September 2020 19:23 WIB
Indonesia Terancam Resesi. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Indonesia dipastikan akan memasuki Resesi. Pasalnya ekonomi tumbuh minus selama dua kuartal berturut-turut.

Jika flash back ke era krisis moneter 1998, terungkap masa di mana dunia bisnis tanah mengalami krisis. Namun kala itu, kondisi ekonomi Indonesia secara fundamental tidak sebaik saat ini.

Dalam buku Oto Biografi Manusia Ide, Mochtar Riady (Tahun 2016), terungkap di mana Rupiah terjun bebas dari Rp2.000 per USD menjadi Rp18.000 per USD dalam waktu yang singkat. Berikut ini kisah selengkapnya yang diungkapkan oleh Mochtar Riady, sang miliarder Indonesia pendiri sekaligus pemiliki Group Lippo.

Baca Juga: Ekonomi Daerah Ini Alami Minus Lebih Tinggi dari Nasional

Di Indonesia, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dollar AS semula 1 berbanding 2.000. Hanya dalam waktu 40 hari, sudah mengalami devaluasi menjadi 1 berbanding 18.000.

Ketika itu, suasana ekonomi kacau, masyarakat galau, banyak yang berebut membeli mata uang asing sehingga dana cadangan di semua bank terkuras habis, termasuk cadangan dollar AS di Bank Indonesia. Bunga bank overnight melambung tinggi hingga 70 persen. Itu pun sulit didapat. Harga bahan pokok meningkat tinggi, kegiatan pasar modal dan stock market lumpuh total. Kekuasaan pemerintah mulai goyah.

Bayangkan, hanya dengan senjata berita gosip dan fitnah sudah dapat menghancurkan ekonomi sebuah negara. Ketika itu, suasana di Indonesia sudah tidak terkendali. Banyak yang memboyong keluarga mengungsi ke Singapura.

Dalam kondisi tidak berdaya, Indonesia terpaksa menerima "bantuan" IMF dan Bank Dunia. Selanjutnya, ekonomi Indonesia sepenuhnya dikendalikan oleh kedua badan keuangan dunia tersebut, yang pada hakikatnya adalah kaki tangan investor keuangan Wall Street Amerika Serikat, sehingga menyebabkan lengsernya pemerintahan Presiden Soeharto. Sebab, Amerika Serikat tidak menginginkan seorang presiden diktator yang berlatar belakang militer.

Baca Juga: Mengenal Resesi? Begini Penjelasan Kepala BKF

Begitu kesepakatan 'bantuan IMF dan Bank Dunia' diumumkan, gosip lenyap, masyarakat tenang, rush hilang, nilai mata uang rupiah meninggi, dan harga barang mulai stabil. Tak bisa dibayangkan, hanya dengan sehelai "surat kesepakatan" saja sudah mampu menimbulkan keyakinan masyarakat. Keyakinan ini menumbuhkan kepercayaan terhadap bank. Kepercayaan adalah segala-galanya bagi bisnis perbankan.

Selama 40 hari serangan krisis ekonomi Indonesia yang bertubi-tubi menyebabkan runtuhnya BCA, BII, Bank Danamon, BDNI, dan Bank Bali. Di antara delapan besar bank swasta Indonesia, lima bank sudah diambil alih Bank Indonesia. Yang masih bertahan adalah LippoBank, PaninBank, dan Bank Bali.

LippoBank adalah satu-satunya bank yang tidak mengambil bantuan BLBI berkat pengalaman pahit serangan rush di tahun 1995 dan kebijakan "Perampingan LippoBank" untuk meningkatkan daya tahan dan mengantisipasi serangan yang tak terduga.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya