JAKARTA - Tanaman hias janda bolong memiliki nilai yang sangat mahal saat ini. Pasalnya, para pecinta tanaman banyak mencari janda bolong selama pandemi.
Ekonom Indef Bhima Yudistira pun menilai janda bolong sebagai fenomena gelembung ekonomi. Hal ini dikarenakan tanaman yang termasuk keluarga monstera menjadi primadona dengan harga selangit.
Baca Juga: 4 Jenis Tanaman Hias yang Bisa Ditanam di Rumah
"Fenomena ini disebut sebagai gelembung ekonomi (bubble economy) di mana harga suatu barang jauh dari nilai intrinsiknya. Dalam sejarah bubble economy pertama kali dicatat pada tahun 1637 saat harga bunga Tulip dihargai 3.000 sampai 4.200 gulden di Eropa," kata Bhima, di Jakarta, Selasa (28/9/2020).
"Sekarang bisa terjadi lagi ketika tanaman hias seperti monstera atau janda bolong harganya selangit. perlu diselidiki, siapa yang bermain dibelakang fenomena ini? yang jelas spekulan selalu menciptakan produk untuk dipermainkan," jelasnya.