JAKARTA - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) jatuh terhadap sebagian besar mata uang, karena sentimen risiko membaik. Pemerintah AS menyatakan bahwa harapan adanya paket stimulus lain dapat diberikan untuk membantu meringankan dampak ekonomi dari resesi yang dipicu oleh virus corona.
Greenback tergelincir terhadap yen dan melemah terhadap mata uang terkait dengan selera risiko lebih tinggi seperti dolar Australia, Selandia Baru, dan Kanada. Indeks dolar terakhir diperdagangkan sedikit berubah di level 93,90.
Baca Juga: Indeks Dolar AS Bergerak Flat
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi bersama Menteri Keuangan Steven Mnuchin membahas tambahan bantuan Covid-19. Mereka bersiap melanjutkan pembicaraan untuk menuntaskan kesepakatan bipartisan.
"Harapan baru untuk stimulus telah membangkitkan minat untuk mengambil risiko pada beban dolar. Retorika itu menggembirakan, tetapi sampai ditandatangani dan disampaikan, pasar akan skeptis,” ujar Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions Joe Manimbo, dilansir dari CNBC, Jumat (2/10/2020).
Baca Juga: Dolar Makin Perkasa Imbas Kekhawatiran Investor Akan Virus Corona
Sebenarnya, permintaan dolar cenderung naik pada akhir kuartal III karena portofolio dan transfer dana membutuhkan mata uang seperti euro dan sterling untuk dikonversi ke dolar. Selain itu, data ekonomi AS juga mendukung menguatnya dolar.
Pengusaha swasta AS meningkatkan perekrutan pegawai pada September, dengan gaji swasta meningkat sebesar 749.000 pekerjaan bulan ini, Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan 481.000 pekerjaan ditambahkan selama Agustus