JAKARTA - Holding BUMN pertambangan Mind Id atau Inalum mencatat demand terhadap baterai Lithium Ion (Li-ion) di dunia akan terus tumbuh per tahunnya. Mind Id memperkirakan hingga 2027 permintaan baterai akan mencapai 22%.
Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan, peningkatan permintaan terhadap baterai seiring dengan meningkatnya kebutuhan kendaraan listrik dan penyimpanan energi. Bahkan, pada 2027 diperkirakan permintaan batrei Li-ion akan mencapai 800 GWh.
“Di dunia itu demand hampir 800 GWh, pertumbuhannya cukup pesat, kurang lebih naik 22% sejak 2020 hingga 2027 nanti. Ekspektasi kita bahwa demand industri sangat akan besar untuk kendaraan listrik listrik,” ujar Orias dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Baca Juga: Erick Thohir: China dan Korea Incar Kendaraan Listrik Indonesia
Untuk permintaan dalam negeri, pihak Mind Id akan merencanakan menyediakan baterai dengan kapasitas 10 GWh. Angka ini diproyeksi akan terus meningkat hingga di tahun 2035. Karena itu, perseroan plat merah juga memperkirakan menyediakan baterai dengan kapasitas yang mencapai mencapai 29 GWh.
Perkiraan penyediaan kapasitas baterai itu didasari atas asumsi bahwa penggunaan kendaraan berbasis listrik tidak saja digunakan oleh kendaraan roda empat dan kendaraan listrik roda dua, namun juga untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.
“Dan saya birbicara dengan teman-teman DPR, sebenarnya untuk daerah wisata seperti Labuhan Bajo, kan banyak sekali perahu-perahu, itukan bisa juga memakai baterai karena kalau kita pakai solar kepada itu (perahu) akhirnya akan mencemari lingkungan,” kata dia.
Pemerintah memang mendorong penggunaan kendaraan berbasis listrik untuk menekan konsumsi bahan bakar dari energi fosil, yang dinilai tidak ramah lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik tersebut, sejumlah BUMN pun beramai-ramai membuat pabrik baterai. Di mana, pembangunan pabrik baterai akan dipimpin oleh Mind Id, anggota holding yakni PT Aneka Tambang Tbk, serta bersama PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatat, hilirisasi industri minerba, terutama nikel mendapat respons positif dari investasi luar negeri. Investor tersebut adalah Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari Cina dan LG Chem Ltd asal Korea.