Apabila salah satu produk ritel ada yang diboikot, maka nantinya akan memengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga. Padahal, kini akibat pandemi Covid-19, nilainya pun sudah minus.
"Sekarang saatnya lagi pandemi, ketika konsumsi kita rendah dan bahkan masih minus, jangan ditambah dengan hal-hal seperti ini," ujarnya.
Menurut dia, bila angka konsumsi rumah tangga masih terkontraksi, maka bisa dipastikan perekonomian akan terus berada pada posisi minus. Sebab, sektor itu merupakan penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
"Kalau ini diboikot, akhirnya masyarakat tidak bisa membeli produk yang mereka butuh akan memengaruhi nilai konsumsi, ujungnya memengaruhi kesejahteraan masyarakat," kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)