JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho menyebut bahwa terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) bakal membawa angin segar untuk Indonesia. Salah satunya adalah peluang peningkatan ekspor ke negeri Paman Sam.
Andry menjelaskan, di masa kepemimpinan Donald Trump, pertumbuhan nilai perdagangan Indonesia didominasi oleh impor dari AS. Catatan itu berbeda ketika AS dipimpin oleh Barack Obama.
Baca Juga: Keuntungan Joe Biden Terpilih Jadi Presiden AS dari Sisi Ekonomi
"Ketika era Obama-Biden justru ekspor kita masih tumbuh lebih besar daripada impor kita. Mungkin ini peluang ke depannya sebetulnya itu akan menjadi salah satu peluang kita untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor produk-produk non migas dari Indonesia ke AS," ujar Andry dalam video conference, dikutip Senin (9/11/2020).
Andry menambahkan, 13% produk yang diekspor ke AS didominasi oleh produk pakaian, aksesori, karet hingga alas kaki. Namun, ekspor produk non migas ini bukan tanpa penantang, melainkan ada saingan dari negara lain yang juga melakukan ekspor serupa ke AS.
"Ini produk-produk yang sebetulnya di AS sendiri saingannya tentu kalau kita bisa mengeliminasi China kita bersaing dengan Vietnam dan Bangladesh," katanya.
Sementara itu, produk yang diimpor dari AS ke Indonesia didominasi oleh produk-produk barang modal, permesinan dan gandum. "Karena tepung-tepungan kita masih cenderung mengimpor besar dari mereka," ucapnya.