JAKARTA - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) jatuh ke level terendah dalam lebih dari 2,5 tahun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Dolar AS melemah saat minat investor terhadap mata uang berisiko meningkat di tengah prospek stimulus fiskal lebih lanjut dari Amerika Serikat serta ekspektasi pemulihan global yang solid.
Berita tentang RUU COVID yang diusulkan semakin menjatuhkan dolar, begitu pula dimulainya kembali pembicaraan antara Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi pada Selasa (1/12/2020) tentang paket stimulus.
RUU bantuan yang diusulkan sebesar USD908 miliar akan mendanai langkah-langkah hingga 31 Maret, termasuk USD228 miliar dana perlindungan gaji tambahan untuk hotel, restoran, dan bisnis kecil lainnya.
“Pedagang sedang mencari alasan untuk memburu mata uang berisiko dan itu datang dengan mengorbankan dolar,” kata John Doyle, wakil presiden transaksi dan perdagangan di Tempus, Inc. di Washington.
Baca Juga: Dolar AS is Back, Menang Lawan Yen hingga Euro
"Ketika Anda mendapatkan laporan bahwa kesepakatan stimulus bipartisan dapat dilakukan setelah harapan pupus, itu hanyalah alasan lain untuk mengajukan tawaran berisiko dan menjual dolar," tambahnya.
Pelosi mengatakan pada Selasa (1/12/2020), Mnuchin akan meninjau proposal Senat bipartisan serta rencana bantuan COVID Senator Charles Schumer.