Mata uang yang berkembang pada saat terjadi selera risiko seperti euro, sterling, serta dolar Australia, dan Selandia Baru semuanya naik terhadap greenback.
Euro dan dolar Selandia Baru keduanya mencapai tertinggi 2,5 tahun.
Sementara itu, Bitcoin juga melonjak, mencapai rekor tertinggi hanya sedikit di bawah USD20.000. Mata uang virtual itu terakhir turun 3,8% pada USD18.961. Demikian seperti dilansir Antara, Jakarta, Rabu (2/12/2020).
Dalam perdagangan sore, indeks dolar melemah 0,7% menjadi 91,318, setelah mencapai 91,263, terendah sejak akhir April 2018.
Euro mencapai level tertinggi 2,5 tahun terhadap dolar pada USD1,2055 dan terakhir diperdagangkan 1,0% ebih tinggi pada USD1,2049.
"Argumen teknis yang mendukung kenaikan euro dalam jangka pendek hingga menengah cukup menarik," kata Scotiabank dalam catatan penelitian.
"Aksi harga November secara keseluruhan bullish untuk euro, terobosan dari konsolidasi (paruh kedua) menunjukkan potensi kenaikan menuju 1,25-1,26 dolar AS."