Penempatan pelaku UMKM sebagai investor dalam negeri didasarkan atas satu kesadaran kolektif atau bersama. Bahkan, Bahlil menegaskan, seorang investor tidak dilihat dari tempat di mana dia tinggal, meski mayoritas pelaku UMKM adalah warga yang berada di daerah, namun mereka adalah pahlawan ekonomi Indonesia.
"Itu karena sumbangan yang mereka berikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ada kesadaran kolektif bahwa orang yang mau jadi pengusaha tidak mesti harus berada di Jakarta, Papak dan Ibu ini juga adalah pengusaha nasional yang berada di daerah, karena tidak semua pengusaha di Jakarta itu hebat. Orang orang di daerah itu adalah orang hebat," kata dia.
Dalam kesempatan itu, dia menguraikan satu konsep pembangunan ekonomi secara berkesinambungan. Dalam aspek bisnis, Bahlil memahami bahwa ekonomi berkesinambungan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus. Di mana, usaha dari titik paling kecil menuju titik yang besar atau berusaha dari yang kecil untuk menata yang paling besar.
"Dan saya secara pribadi harus mengatakan, harus memulai dari UMKM, saya pernah menjual kue di sekolah, saya pernah menjadi pegawai asuransi, saya pernah memulai bisnis dengan omset Rp60 juta, dan enggak perlu malu, tidak ada sesuatu yang besar dalam berbisnis itu langsung jadi," tegas dia.
(Dani Jumadil Akhir)