JAKARTA - Kini di indonesia sudah menerapkan platform digitalisasi SPBU. Dengan adanya digitalisasi ini, dapat mengetahui profil dari konsumen atau pengguna Jenis BBM Tertentu (JBT).
"Dengan digitalisasi ini, Pertamina dan BPH Migas bisa melakukan profiling customer, siapa yang beli JBT, beli berapa, di mana, jumlahnya berapa kali, itu semua bisa ditelusuri," kata Direktur Pemasaran Pertamina Patra Niaga Jumali konferensi pers dasboard monitoring JBT pada digitalisasi SPBU, Senin (7/12/2020)
Dia mengaku, sebelum adanya digitalisasi Pertamina belum memiliki data akurat dalam penyaluran BBM bersubsidi di seluruh Tanah Air. Namun, dengan sistem digitalisasi ini semua bisa diketahui.
"Optimasi dari sistem ini adalah pendataan. Jadi setiap pembelian JBT dapat diketahui" terangnya
Baca Juga: Digitalisasi Nozzle di SPBU Beres Juni 2020
Adapun cara pendataan dalam digitalisasi SPBU ini dilakukan dengan mencatat nomor polisi kendaraan. Data yang tercatat meliputi nomor polisi, jumlah transaksi, jenis BBM, hingga nomor telepon pemilik kendaraan. Data ini berkerja secara real time setiap harinya.
Dengan sistem digitalisasi ini, BPH migas bisa melakukan pengawasan untuk mengetahui penyaluran pasokan BBM.
Komite Pengawas BPH Migas Lobo Balia mengatakan, program ini mengumpulkan informasi dan data penyaluran JBT sehingga dapat digunakan sebagai perangkat pengawasan oleh BPH Migas.
"Jadi program ini dapat membantu dengan melaksanakan otomatisasi pencatatan dan pelaporan dengan teknologi informasi," kata Lobo.