Vaksin Covid-19 Jadi Game Changer Pemulihan Ekonomi

JAKARTA - Pandemi virus corona mempengaruhi seluruh elemen perekonomian di seluruh negara, termasuk Indonesia. Tak terkecuali pada sektor energi yang terkena dampaknya.

Vice President Pertamina Energi Institute Hery Haerudin mengatakan, vaksin bisa menjadi salah satu hal yang mengubah alur permainan dari krisis menuju pemulihan ekonomi global. Oleh karena itu, beberapa negara berlomba-lomba melakukan penelitian tentang vaksin Covid-19.

Baca Juga: Terima 1,2 Juta Dosis Vaksin, Bio Farma: Diprioritaskan untuk Tenaga Kesehatan

Di Indonesia, vaksin Covid-19 produksi Sinovac sudah tiba di Tanah Air. Ada sekitar 1,2 juta dosis vaksin yang tiba pada Minggu malam.

“Terdapat pengembangan-pengembangan vaksin yang dapat game changer dalam pengembangan ekonomi global ke depan,” ujarnya dalam acara Pertamina Energy Webinar Energizing the Energy Transition, Selasa (8/12/2020).

Baca Juga: 1,8 Juta Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba Akhir Desember

Menurut Hery, pandemi virus corona memang membuat perusahaan energi merasa terpukul. Karena, pandemi virus corona yang terjadi hampir genap setahun ini telah membuat ekonomi global termasuk Indonesia mengalami resesi.

“Tren pertama itu global pandemi, kita ketahui pada saat ini kita mengalami resesi global,” ucapnya.

Akibat adanya pandemi juga membuat harga komoditas terkena dampaknya. Selama pandemi, harga komoditas mengalami pelemahan sehingga cukul menghambat investasi yang masuk.

“Pada perusahaan energy, penurunan harga komoditas energi juga dapat menghambat kinerja investasi operasional perusahaan. Suatu tantangan tersendiri dalam kondisi seperti ini,” kata Hery.

Oleh karena itu, beberapa negara juga jor-joran dalam memberikan stimulus untuk pemulihan ekonomi nasional. Sehingga ini juga diharapkan bisa menjadi penolong investasi dan ekonomi sehingga berdampak juga pada meningkatnya konsumsi energi .

“Banyak negara yang memberikan stimulus untuk memberikan pemulihan ekonomi. Stimulus ini juga diharapkan dapat menolong iklim investasi dalam ekonomi serta pada akhirnya konsumsi energi,” jelas Hery.

(Feby Novalius)