JAKARTA - Janet Yellen memperoleh persetujuan Senat yang luar biasa sebagai menteri keuangan AS wanita pertama pada Senin (25/1/2021), mengaturnya dengan cepat untuk bekerja dengan Kongres dalam hal bantuan virus corona, meninjau kebijakan sanksi-sanksi AS dan memperkuat regulasi keuangan.
Senat memberikan suara 84-15 untuk mengukuhkan Yellen, dengan semua penentangan datang dari Partai Republik, beberapa di antaranya telah menyatakan kekhawatiran tentang proposal bantuan, pajak, dan pengeluaran virus corona senilai 1,9 triliun dolar AS dari Presiden Joe Biden.
Baca Juga: Sosok Yellen, Bos The Fed di Era Obama dan Kini Jadi Menkeu di Bawah Biden
Dengan terpilihnya, Janet membuat daftar panjang Menteri Keuangan yang dipimpin oleh perempuan di dalam negara-negara yang termasuk di G20.
Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (26/1/2021), setidaknya ada 4 negara yang bendaharanya dipercayakan kepada seorang wanita.
1. Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen
Yellen, yang pernah mengepalai bank sentral AS dari 2014 hingga 2018, didukung para anggota Komisi Keuangan Senat AS secara bipartisan.
Janet Yellen sebelumnya mengepalai Bank Sentral AS alias US Federal Reserve. Dia dikenal sebagai sosok yang memfokuskan dampak kebijakan bank sentral terhadap tenaga kerja dan ongkos dari meningkatnya ketidaksetaraan di AS.
Sebelum Barack Obama mengangkatnya menjadi kepala Bank Sentral AS pada 2014, dia telah bertugas sebagai salah satu anggota dewan institusi tersebut selama 10 tahun, termasuk empat tahun sebagai wakil ketua.
Baca Juga: Janet Yellen Resmi Jadi Menteri Keuangan Wanita Pertama AS
Donald Trump menghentikan tradisi Washington ketika dirinya tak memilih Yellen untuk melanjutkan masa jabatan kedua selama empat tahun.
Terlepas dari itu, kemampuan Yellen menduduki jabatan ekonom kelas wahid menjadikan dia sebagai ikon feminis di dunia ekonomi.
Ketika dia meninggalkan the Fed pada 2018, banyak orang menyanjung kepemimpinannya dengan meniru gaya busananya, yakni jas blazer dengan kerah dinaikkan.
Yellen dipandang sebagai seseorang yang mampu memuaskan para anggota Partai Demokrat baik dari faksi progresif maupun sentris.
2. Menteri Keuangan Kanada
Chrystia Freeland menjabat sebagai menteri keuangan ke-40 dan saat ini, mengambil peran tersebut pada Agustus 2020 setelah pengunduran diri Bill Morneau. Dia merangkap sebagai wakil perdana menteri Kanada .
Karena kedudukan kabinet yang menonjol dan bertanggung jawab ini, tidak jarang mantan menteri keuangan kemudian menjadi perdana menteri . Charles Tupper , RB Bennett , John Turner , Jean Chrétien , dan Paul Martin semuanya menjadi perdana menteri setelah sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan.
3. Menteri Keuangan India
Nirmala Sitharaman (lahir 18 Agustus 1959) adalah seorang ekonom India dan politisi menjabat sebagai arus Menteri Keuangan dan Corporate Affairs of India .
Dia adalah anggota dari Rajya Sabha , majelis tinggi Parlemen India, sejak 2014. Sitharaman sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan India, sehingga menjadi menteri India kedua perempuan pertahanan dan juga menteri keuangan perempuan kedua setelah Indira Gandhi, dan penuh pertama -waktu Menteri Keuangan wanita.
Dia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Keuangan dan Urusan Perusahaan di bawah Kementerian Keuangandan Menteri Perdagangan dan Industri dengan tanggung jawab independen. Sebelumnya, ia menjabat sebagai juru bicara nasional Partai Bharatiya Janata .
4. Menteri Keuangan Indonesia
Sri Mulyani Indrawati. Lahir di Bandar Lampung pada tanggal 26 Agustus 1962. Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986). Melanjutkan pendidikannya di University of Illinois Urbana Champaign, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics (1990). Setelah itu ia mendapatkan gelar Ph.D of Economics (1992).
Spesialis penelitian Ekonomi Moneter dan Perbankan serta Ekonomi Tenaga Kerja ini pada awal Oktober 2002 terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group). Sejak 1 November 2002, ia mewakili 12 negara anggota SEA Group di International Monetary Funds.
Pada 5 Desember 2005, Sri Mulyani dilantik menjadi Menteri Keuangan. Selama menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati banyak menorehkan prestasi, diantaranya menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, menurunkan biaya pinjaman dan mengelola utang serta memberi kepercayaan pada investor.
Reformasi Kementerian Keuangan dinahkodainya dengan baik sehingga banyak terjadi perubahan fundamental di Kementerian Keuangan. Beliau dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets Forum pada 18 September 2006 di Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.
Beliau juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 serta wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007. Sri Mulyani juga menjadi Menteri Keuangan terbaik untuk tahun 2006 oleh majalah Euromoney dan menjadi Menteri Keuangan terbaik di Asia di tahun yang sama oleh Emerging Market Forum.
(Dani Jumadil Akhir)